Pentingnya Mental Health bagi Generasi Z

Generasi Z merupakan generasi dengan kemampuan dalam memanfaakan teknologi yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi yang terjadi dengan sangat pesat di rentang kelahiran generasi ini yaitu dari tahun 2000 hingga tahun 2010. Semakin mahir mereka, maka semakin banyak waktu yang dihabiskan di dunia maya, berupa memanfaatkan segala fungsi dari teknologi tersebut seperti hiburan dan berkomunikasi. Ada banyak manfaat dari penggunaan teknologi ini, namun segala hal tidak terlepas dari dampak negative. Dari penggunaan perangkat elekronik yang berlebihan dapat berpengaruh pada kesehatan, gaya hidup, bahkan kondisi metntal seseorang. Banyak studi telah membuktikan hal ini, salah satunya di dalam sebuah buku oleh Professor Rosen dari California State University menyatakan bahwa pelajar hanya mampu berkonsentrasi selama beberapa menit, penyebab utamanya ialah teknologi. Selain itu, Generasi Z yang sangat sering menelusuri dunia maya melalui perangkat elektronik mendapat sudut pandang yang berbeda mengenai gaya hidup yang sering tampil di depan layar tersebut. Banyak yang menyerukan akan kesempurnaan dan kebahagiaan yang sebenarnya hanya sebagian kecil yang dipublikasikan oleh orang yang bersangkutan. Hal ini menyebabkan siapa yang menyimak hal tersebut seakan ingin meniru, mencapai standar kesempurnaan yang disepakati oleh para pengguna teknologi, khususnya di media sosial. Semakin kuat keinginan mereka untuk mencapai “kesempurnaan” ini, semakin mereka tidak menyadari akan kepribadian yang mereka miliki sebelumnya. Mereka akan semakin menyalahkan segala kekurangan yang dimiliki dan mulai membandingkan kondisi mereka dengan orang lain. Nah, disini lah pentingnya untuk mencintai dan mengenali diri sendiri, atau sering kita sebut sebagai “Self-Love”. Banyakan orang yang tahu akan self-love ini, tapi tidak semua mengerti akan hal itu. Kita mengerti bahwa kita makan untuk mendapatkan kepuasan selain memang sebuah kebutuhan. Kebanyakan orang berperang dengan hal-hal diluar diri mereka seperti pencarian cinta, kesuksesan, maupun kebahagiaan walau sebenarnya, akar dari semua itu adalah bagaimana kita mampu mencintai diri kita sendiri. Bagaimana kita mampu mencintai orang lain tanpa tahu bagaimana caranya untuk mencintai diri sendiri? Kebanyakan dari kita belajar tentang self-love dari kasih sayang yang diberikan oleh orang tua kita saat kecil maupun secara tidak sadar, dengan melihat orang-orang yang ada di sekitar kita. Self-love lebih dari sekedar memanjakan diri, memakai pakaian yang kita suka maupun berdandan sesuai suasana hati kita saat itu. Self-love bukan lah suatu tindakan yang egois, tapi merupakan kebaikan yang kita beri kepada orang lain karena saat kita mencintai diri kita sendiri, kita tidak akan membiarkan orang lain untuk menghadapi segala permasalahan kita yang belum terselesaikan. Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan maupun menumbuhkan rasa cinta kita terhadap diri sendiri. Dikutip dari Psychology Today oleh Sarah-Len Mutiwasekwa, self-love terdiri atas empat bagian, yakni self-awareness (kesadaran diri), self-worth (menghargai diri), self-esteem (kepercayaan diri), dan self-care (perawatan diri). Self-awareness meliput tentang kesadaran diri kita akan hal-hal yang menjadi pemicu munculnya emosi didalam diri, baik sedih, marah, maupun bahagia. Kesadaran diri adalah kunci dalam meraih kecerdasan emosional. Apa yang mebuat kita marah mungkin tidak akan menghentikan amarah kita dan nantinya kita akan tahu bagaimana untuk merespon akan perasaan ini ataupun tidak merespon sama sekali guna menghindari situasi yang tidak diinginkan. Ini dapat dilatih dengan selalu memerhatikan pikiran, emosi, dan tindakan kita disegala situasi. Self-worth adalah keyakinan yang kita miliki tentang diri kita sendiri, dan seringkali kita berjuang untuk percaya pada diri kita sendiri. Ini karena keadaan tidak menguntungkan di masa lalu yang telah kita lalui yang belum sepenuhnya kita tinggalkan. Jika kita kesulitan menemukan harga diri, temukan hari yang dapat kita habiskan untuk memilih hal-hal yang telah kita lakukan dengan benar atau hal-hal yang dihargai orang lain tentang kita. Kekuatan, bakat, dan tindakan baik kita terhadap orang lain hanyalah ekspresi dari harga diri yang kita miliki. Kepercayaan diri adalah hasil yang kita capai setelah kita menemukan harga diri kita. Jika harga diri adalah kesadaran bahwa kita berharga terlepas dari apa yang telah kita capai atau kualitas yang mungkin kita miliki, maka kepercayaan diri lebih terikat pada kualitas dan pencapaian kita. Memang, analogi diatas lebih cocok untuk menemukan harga diri, tapi kita cenderung lebih baik dalam menyikapi sesuatu yang nyata daripada yang tidak nyata. Jika kita ingin meningkatkan kepercayaan diri, tingkatkanlah harga diri. Perawatan diri lebih berkaitan dengan fisik tapi tidak sepenuhnya berupa perawatan fisik. Perawatan diri adalah semua tindakan yang kita lakukan untuk menjaga diri kita tetap sehat, seperti mandi, makan makanan yang seimbang, tetap terhidrasi, dan melakukan hal-hal yang kita sukai. Namun, perawatan diri juga berupa segala hal yang kita konsumsi untuk diri kita, seperti music apa yang kita dengarkan, apa yang kita tonton, dan orang-orang yang yang kita ajak untuk menghbiskan waktu bersama. Tentunya, self-love dan mental health sangat dibutuhkan bagi generasi Z. Banyak rintangan seperti perspektif baru maupun standar publik yang akan menjadi tekanan tersendiri bagi generasi yang menghabiskan banyak waktu mereka di dunia maya. Dengan prinsip sel-love ini, kepercayaan dan harga diri dapat dipertahankan saat menghadapi rintangan tersebut. Selain itu, dapat membuat kehidupan ini menjadi lebih menyenangkan untuk dilalui.

Komentar

Postingan Populer